Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Tentang Kekayaan Yang Salah

Makna Tentang Kekayaan Yang Salah  
Apakah ini itu - Setiap manusia pasti ingin kaya, tidak memikirkan bagaimana untuk makan esok hari, bagaimana memenuhi biaya pendidikan anak, dll.

tapi masih banyak orang-orang yang memaknai kekayaan secara salah, Memang hidup selalu membutuhkan uang, tapi tak mungkin juga hidup kita hanya sekedar uang kan?

Untuk tidak terjebak pada makna kekayaan, baik dalam pandangan yang menganggap kekayaan adalah segalanya dan juga sebaliknya, tidak salah jika kita cermati beberapa mitos yang mengemuka dalam masyarakat berkaitan dengan uang ataupun kekayaan.


Pertama,


"uang tidak pernah cukup, maka harus dikejar terus."


Mitos ini salah kaprah, karena pada galibnya uang selalu cukup sepanjang kita tahu bagaimana memanfaatkan dan mengelolanya. Untuk mengelola uang hingga bisa bertumbuh dan menjadi cukup, selayaknya setiap orang memiliki perencanaan bagaimana mencari dan menggunakan uang.

Salah satu cara yang paling sederhana adalah menentukan lebih dulu berapa uang yang Anda perlukan untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Memang, tingkat kebutuhan setiap orang beda, namun yang penting Anda harus menentukan sesuai dengan tingkat kehidupan yang Anda inginkan.

Setelah itu, Anda tentu akan mencari penghasilan. Di sini yang perlu Anda pastikan bukan mencari penghasilan sebesar-besarnya, melainkan bagaimana Anda memiliki kemampuan menghasilkan uang secara langgeng dan mampu memenuhi kebutuhan hidup Anda.

Jadi, bukan bagaimana mencari uang sebanyak-banyaknya, melainkan mengondisikan keadaan sehingga Anda memiliki uang yang cukup secara langgeng. Konkretnya, buat apa Anda memiliki uang dalam jumlah besar, kalau beberapa saat kemudian uang tersebut habis. Jauh lebih baik jika Anda memiliki uang cukup, namun terus berkelanjutan.


Kedua,


"jika memiliki uang, orang dapat memenuhi semua keinginannya".


Ini juga keliru. Tidak semua hal di dunia ini bisa dibeli dengan uang. Hal-hal yang menyangkut “rasa” di hati, kerap tidak terkait dengan uang. Kalaupun ada yang mencoba membeli, sifatnya artifisial dan hanya sementara. Jadi, kalau pada dasarnya memang tidak bahagia, maka kendati memiliki uang berkarung-karung tetap saja tidak bahagia.

Oleh karena itu, jangan pernah berpikir uang merupakan satu-satunya cara mencapai tujuan hidup Anda. Atau di sisi lain, jika Anda masih merasa belum mampu mendapatkan uang dalam jumlah memadai, bukan berarti kiamat. Berapa pun uang Anda, sebenarnya tetap cukup, sepanjang Anda mau melakukan penyesuaian.


Ketiga,


"uang perlu dicari agar bisa pensiun segera dan tidak perlu bekerja lagi".


Ini juga tidak terlalu tepat. Bekerja dan mencari uang adalah dua hal berbeda. Artinya, jika mencintai pekerjaan dan mendapatkan makna hidup di situ, kenapa mesti pensiun? Dengan kata lain, bekerja tidak selalu identik demi uang. Akan tetapi, jika pekerjaan Anda hanya memberi beban hidup, kendati menghasilkan banyak uang, untuk apa Anda lanjutkan? Pekerjaan dan uang itu mungkin sudah tak bisa dinikmati lagi.

Di sisi lain, jika Anda merasa klop dengan pekerjaan, kendati uang yang dihasilkan tidak terlalu banyak, namun bisa memberi kelanggengan, sebaiknya Anda berpikir dua kali soal uang. Hal yang penting, penghasilan Anda memadai, dalam arti dapat memenuhi kebutuhan Anda dalam jangka panjang, bahkan sampai pensiun.


Keempat,


"untuk menjadi kaya harus berpendidikan tinggi."


Mitos ini ada benarnya, tetapi tidak seratus persen. Realitasnya, kita melihat banyak orang tidak berpendidikan tinggi, tetapi memiliki aset sangat besar. Sebaliknya, tidak sedikit kalangan memiliki latar pendidikan tinggi, tetapi hidup serba kekurangan. Yang benar adalah bagaimana memanfaatkan pendidikan tinggi yang dimiliki untuk bekerja atau memilih pekerjaan sesuai dengan minat dan memberikan penghasilan memadai.


Kelima,


"jika berhasil memiliki uang lebih banyak, maka akan lebih besar kesempatan menabung."


Ini benar-benar pelecehan, sebab menabung bisa dilakukan pada jumlah berapa pun. Menabung tidak bergantung pada besarnya pendapatan, tetapi lebih pada kemauan. Lebih dari itu, kebiasaan banyak orang, semakin tinggi pendapatan maka semakin besar pula pengeluaran.

MAU DAPAT INFORMASI TERBARU DARI APAKAH INI ITU?
KLIK AJA TOMBOL LIKE NYA..

ATAU FOLLOW TWITTERNYA

@apakahiniitu
sumber:http://www.kaskus.us/showthread.php?t=11005050

Posting Komentar untuk "Makna Tentang Kekayaan Yang Salah"